Skip to main content

Posts

Solo Traveling: Berani Nyaman Sendirian

Berani nyaman sendirian Kata orang, salah satu cara menemukan jati diri adalah dengan solo traveling . Saya mengamini perihal ini karena dengan bepergian sendirian, satu-satunya yang bisa diandalkan, ya, siapa lagi, kalau bikin diri sendiri? Kita diajak belajar percaya pada diri sendiri, mandiri dan mengenal lebih banyak tentang diri sendiri. Kebetulan, saya orang yang nyaman sendirian. Pergi sendiri ke bioskop nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 di tengah ramai sesak di hari pemutaran perdana? Saya pernah. Makan sendirian di restoran yang ramainya bukan main, ah , biasa itu, mah . Solo traveling ? Saya pun pernah, walaupun masih sebatas perjalanan antar kota. Tidak seperti makan dan nonton di bioskop yang minim risiko, solo traveling atau liburan sendirian masih menjadi hal yang aneh dan mengkhawatirkan bagi beberapa orang. Berada di lingkungan asing tanpa orang dikenal? Duh , malapetaka! Bagaimana kalo saya ditipu warga lokal? Bagaimana kalau ada hal-hal buruk yang menimpa
Recent posts

Babak I : Kegelisahan Siapa-Siapa

Saya ingat betul, waktu itu saya menangis di sebuah Pujasera yang letaknya ada di luar stadion olahraga dekat kampus. Saat itu saya tidak mampu membendung air mata saya, di semester awal saya berkuliah, saya merasa bukan siapa-siapa. Saya merasa hanya remah-remah. Kecil, tidak terlihat, sepele, dan dianggap sebelah mata. Ketidakbergunaan saya saat itu membuat saya tersedu. Ibarat memulai semuanya dari nol, kehidupan kampus mampu mengejutkan saya. Merasa diri ini bukan siapa-siapa. Detik itulah saya merasa berada di level paling bawah kehidupan.

Potongan Kegelisahan

Hari ini peruntungannya tak lagi sebaik dulu. Barangkali segalanya sudah berakhir? Entahlah, ia terlalu takut mengungkapkan kegelisahan, lebih memilih bersembunyi dalam label baik-baik saja. Hari ini segala rencananya runtuh tak tersisa, tidak ada satupun dadu berputar ke angka dua belas. Semuanya mencelat, hatinya mencelos. Bagaimana ini bisa terjadi? Potongan kegelisahan putaran pertama, ia mencoba menilik kembali masa lalunya. Waktu itu dan sampai hari ini ada satu kata yang terus menjeratnya. Sampai detik ini, ia masih terlalu, menahan diri. Ia takut saat ia merasa terlalu menahan diri. Ia gelisah karena segalanya tertahan. Dinding itu telah ia bangun selama bertahun-tahun. Dinding yang begitu kuatnya hingga ia takut ia akan terperangkap di sana sendirian, tertahan, tanpa pertolongan. Sebuah potongan kegelisahan yang ia tulis belum mampu membuatnya merasa sedikit saja, merasa, lega? Ia sadar betul, potongan kegelisahan itu, potongan kegelisahannya masih terlalu be

Sebuah Kisah yang Tak Pernah Kukatakan Kepada Siapapun

Sudah setahun, kataku. Laman ini berdebu, batinku. Kembali, ujarku. Dengan sebuah kisah yang akhirnya tak hanya berakhir di pikiranku. Sebuah kisah yang belum pernah kukatakan kepada siapapun. -- Pertemuan. Takjub, aku bertemu denganmu. Benar! Denganmu! Kamu di antara lalu lalang kereta. Kita di antara udara yang sama. Ibarat sinema, batinku. Kamu, tepat di belakangku! Aku tiada sadar. Kita pada barisan ular yang sama. Tanpa saling sapa. Bukan salahku, aku membela. Karena aku tak melihatmu. Harusnya kau yang lebih tahu. Ya, aku menyalahkanmu, karena sampai detik ini, aku menganggapmu, pura-pura tidak tahu. Tak apa. Pertemuan itu, saat di mana aku juga memilih bersembunyi. Mengecil dibalik lalu lalang, hilang, berharap mampu lenyap saat itu juga. Pertemuan itu. Saat kutemuimu, bukan, saat kusaksikan kamu, bersama seseorang. Yogyakarta, 31 Mei 2017 Pertemuan itu terjadi April? Maaf, aku lupa. 

A Letter to You

a letter from me to you. Barangkali aku akan malu setengah mati saat melihat tulisan ini lagi. Barangkali aku akan tertawa geli mengenang segala hal yang aku tulis berderet-deret di sini. Barangkali juga, aku akan kesal sendiri dan tak habis pikir bagaimana semua ini bisa terjadi. Tetapi bagaimanapun surat ini akan kuselesaikan, betapa segala yang mengganjal di hatiku hari ini harus tuntas tanpa ganjalan. Aku harus mengakui segala hal yang terus saja mengusik hati dan pikiranku, mereka yang berputar-putar bagai tornado. Segalanya dimulai hari ini. Aku melihatmu lagi, setelah keberadaanmu di mimpiku semalam. Surat ini ingin kutulis sesaat ketika aku melihatmu lagi untuk pertama kali hari ini.  Aku melihatmu dengan jelas, pipi cabimu itu, jambul yang kadang menjelma jadi poni, dan baju kotak-kotak yang kau kenakan hari ini.  Hari ini pula aku merasakan debar jantung yang sama cepatnya seperti ketika aku bertemu denganmu Oktober tahun lalu. Hari ini juga, aku melihatmu

Jatuh, Lagi?

aku jatuh lagi dan ketika aku bangun segalanya berubah merah jambu. pic from: tumblr.com Aku telah jatuh berulang kali, menelusuri siklus cinta yang hampir sama dari waktu ke waktu.  Aku telah terjerembab puluhan kali, mengarungi fase-fase yang sama, yang menyakitkan sekaligus menyenangkan Aku telah jatuh cinta lagi, kau pasti heran, mungkinkah semudah itu aku jatuh hati? Jawabannya, memang iya. Bukan, bukan itu maksudku. Aku akan mencintaimu setulus hati bila kau mau, namun apa yang mau kuharapkan dari sesosok raga yang menoleh padaku pun tidak? Apa yang mau kutunggu dari sosok yang gerak-geriknya saja semakin menjauh kian hari.  Aku selalu menunggumu di ujung pintu, tak pernah bergeser sesenti pun. Kamu di masa lalu adalah sosok yang melangkahkan kakinya menjauh dariku, dan bila ada orang lain yang ingin masuk ke pintuku? Bukankah aku akan menyambutnya dengan baik?  Sudah kubilang, aku selalu melalui masa-masa itu lagi. Dan nyatanya, tak satu pun dari antaranya yang

Ketika Tidak Sedang Jatuh Cinta

Pic is taken from highdefdiscnews.com Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata ketika kita berdua Hanya aku yang bisa bertanya, mungkinkah kau tahu jawabnya? -Berdua Saja, Payung Teduh Coba lihat, bagaimana dawai-dawai cinta mampu menerbangkanmu sebegitu tingginya. la menjadikanmu penyair maha hebat yang menuangkan dugaan-dugaan cinta lewat untaian kata-kata. Kau menjadi perangkai kata yang ulung, mampu mendeskripsikan dengan amat hiperbola tentang cinta yang telah membawamu pada suatu muara rasa. Namun, apa yang terjadi bila kau merasakan sebaliknya? Ketika kata cinta tak lagi dihayati dengan sepenuh jiwa, ketika untuk menggubah satu kalimat saja kau mati-matian tak mampu. Ketika itu, kau baru tahu, kau tidak sedang jatuh cinta. Kau mengalaminya, detik ini juga. Saat itu kau disuruh membuat surat cinta, untuk..... untuk siapa? Untuk seniormu, sebagai hukuman karena kesalahanmu. Kau pikir waktu itu kau bisa menggebu-gebu, yah, karena bisa dibilang kau memang liha