“Res, jangan bilang Yasmin, ya,” tutup lelaki itu hati-hati. Ia tengah menunggu di kursi panjang. Kaos branded , celana tiga perempat, tas selempang berbahan kulit, sandal crocs kuning dan sepasang kacamata. Lelaki itu tengah menikmati sebotol teh hijau sembari memasukkan ponsel pintarnya yang baru saja ia gunakan untuk berbicara dengan seseorang di ujung sana. Bila kau menilik penampilannya, mungkin ia tak terlalu pantas untuk berdiam diri di tengah hiruk pikuk bandara. Tanpa tas ransel ataupun koper besar. Lelaki itu berjalan dengan santainya. Ya, benar saja. Ia hanyalah seorang anak kelas dua SMA yang memanfaatkan libur Ujian Nasional kakak kelas untuk kembali ke kampung halaman. Kembali ke kampung untuk satu hal, untuk menemui satu orang. Seseorang yang selalu ingin ia tatap langsung dalam diam. Tak salah lagi, lelaki itu ialah seorang pengelana cinta. --