Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

Bara dan Diana

Draf ini mengendap seperti kapur yang berkumpul di dasar sebuah gelas air kapur. Draf ini sudah tak punya rasa, karena rasa yang sebenarnya ada sudah hilang bersama kumpulan angin dan ikut bersama tanah basah. Aku hanya ingin mempublikasikan ini padamu. Sebuah cerita sederhana yang berulang kali menjadi tema kisahku. Kini, draf ini hanyalah menjadi sebuah tulisan biasa. Karena tidakkah kau tahu, aku telah melupakan masa lalu. Atau lebih tepatnya berdamai dengan masa lalu. Kau, bukankah begitu? Aksara Diana Aku menatap ciptaan Tuhan yang satu itu. Sempurna. Iya, aku mengaguminya dari kejauhan. Matanya memicing dengan paripurna. Memancarkan keindahan yang tak dapat membuatku henti untuk memandangnya.  Rangka yang satu ini benar-benar membuatku tak mengerti. Ia dapat berbicara padaku tentang hal yang manis dengan nada bercanda. Tuhan, ia sudah berkali-kali membuatku terbang ke langit ke tujuh. Kali ini aku akan mendeskripsikan sedikit tentangnya kepadamu. Dia lelaki yang pada aw

Bukan Almari, Tapi Kolongnya

Almari, lemari atau istilah lain untuk menyebut benda penyimpan barang-barang itu. Tak ada yg spesial dari almari tidurku. Kecuali disana ada boneka susan yang berkali-kali buatku paranoid. Ruang kecil di bawahnya, tempat debu dan gelap bergumul jadi satu. Dimana ijuk harus bersusah payah untuk mengantar debu-debu itu keluar dari sarangnya. Ya, ruang itu bernama kolong. Seperti kisah-kisah mengenai kolong ranjang yang menakutkan, kolong meja tempat sembunyi yang bisa buat gatal seperti di iklan lotion nyamuk, atau cerita memilukan dari kolong langit. Kolongku, kolong almari juga punya cerita. Hanya saja ia tak semenakutkan apa yang kau kira di kepalamu saat ini. Kolong almariku, yang sesekali ditemukan selimut atau sajadah yang meluncur dari kasur. Tak jarang juga mukena ikut menyusup, sejenak menginap di bawah naungan sang almari yang perkasa. Kolong almariku, yang sesekali bila kakiku masuk ke sana rasanya seperti takut tak akan kembali. Takut ada tangan lain yang mencengker