Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

LELAKI ABU-ABU

Si Merah Tua, Si Kuning, dan kini kusebut kau sebagai Si Abu-Abu. Tak ada seorangpun yang tahu, atau bahkan mengira. Aku takkan mengijinkan mereka tahu. Karena bila mereka berhasil menerka dengan benar, maka dengan susah payah aku akan menyembunyikan hatiku dibalik bayangan. Berkilah dengan sejuta cara, agar mereka tak tahu kamu. Lelaki abu-abu, ragamu yang kukhidmati dalam diam. What comes easy, will go easy, dan sebaliknya. Pernah tahu kata-kata itu bukan? Yah, aku telah mencoba mengklasifikasikanmu. Tapi aku gagal. Aku tak berhasil menerka, apakah dirimu ialah seseorang yang datang dengan mudah? Atau lelaki abu-abu yang kedatangannya sangat sulit kunantikan hingga aku tak sampai hati untuk menunggu lebih lama? Hai, lelaki abu-abu, aku tak tahu kamu pria model yang mana. Tapi yang jelas, kamu bukan atau belum menjadi layaknya si biruku yang kucintai setengah mati atau menjadi pria-pria tampan lain yang hanya suka kunikmati wajahnya barang sekejap. Aku tak tahu kamu itu yang ma

LARI

"Kata-kata menyembuhkanku." Aku tak punya cukup basa-basi untuk memulai. Biarlah malam ini dimulai dengan ketidakjelasan, sebuah curahan hati. Sedikit tentang kejenuhan dan dirundung rasa bosan. Biarlah kata yang menyelamatkanku, biarlah deretan diksi meninabobokkanku hingga ke fantasi. Ke tempat tanpa realitas. Ke tempat tanpa segala rutinitas berada. Karena aku cuma butuh sedikit pelarian. Sedikit berlari di depanmu.  Mengabaikanmu sesaat.

Hello, Mister @yulianzone !

Ah, 4 Februari! Surat cinta untuk #selebtwit. Siapa ya? Butuh beberapa waktu untuk memutuskan siapakah orang yang tepat. Dan mendadak, simpul syaraf memekakkan sebuah nama, ialah @yulianzone ! Yulian Eka Aditya dengan karya-karya yang membuat hidung kembang-kempis. Mulai, aja, yuk! :) Hello, Mister! Aku suka gambar-gambarmu! Mungkin kamu berada di barisan pertama kala Tuhan tengah membagikan jatah tangan pada hamba-Nya! Mungkin saja kamu telah booking duluan sebelum bayi-bayi lain berada di antrian? Ah, jika begitu, maka itu tidak adil! Instagram- mu itu loh! Bikin candu! Buat geleng-geleng kepala hingga tak dapat berucap apa-apa. Ah, aku suka kamu! (Ehm, maksudku karya-karyamu) Aku tak punya ide untuk menuliskan surat cinta untukmu, karena pada akhirnya karyamulah yang terus-terusan aku kagumi. Maka sekian saja, ya, Mister @yulianzone. Maaf jika terlalu singkat dan ada yang kurang mengenakkan di hati. Maklumi saja, aku terlalu nervous menuliskan ini untukmu.  P.S: mu

Surat Cinta untuk Si Merah Tua

Aku tak akan memberitahumu seperti apa ia. Apakah selembar nyawa berpindah atau hanya sebuah benda yang diam di tempat. Aku hanya menyebutnya sebagai Si Merah Tua. Aku ingin agar kau menerka, siapakah gerangan dirinya. Mari kita mulai saja. Hai kamu, Si Merah Tua. Sebenarnya bukan kali ini saja kita dipertemukan. Hanya saja, masalah waktu ketika kau dan aku berubah posisi. Dan entahlah, kupikir letakmu sekarang tak jauh dariku layaknya dulu. Hai kamu, Si Merah Tua. Kamu bukan pengharapanku yang terbesar. Karena aku tak mau terbodohi lagi layaknya si Biru yang cintanya sudah uzur. Aku hanya senang melihatmu berada disitu setiap waktu. Entah terdiam atau mulai berpindah posisi. Hai kamu, Si Merah Tua. Jangan terlalu takut aku akan jatuh terlalu dalam. Karena aku sudah punya perisai dan benteng di belakang. Biarkan saja semua ini seperti yang memang seharusnya ada. Tanpa paksaan. Tanpa ungkapan. Atau pengungkapan. Sementara ini, seperti ini saja sudah cukup. Hai kamu, Si Merah T