Skip to main content

LELAKI ABU-ABU

Si Merah Tua, Si Kuning, dan kini kusebut kau sebagai Si Abu-Abu. Tak ada seorangpun yang tahu, atau bahkan mengira. Aku takkan mengijinkan mereka tahu. Karena bila mereka berhasil menerka dengan benar, maka dengan susah payah aku akan menyembunyikan hatiku dibalik bayangan. Berkilah dengan sejuta cara, agar mereka tak tahu kamu. Lelaki abu-abu, ragamu yang kukhidmati dalam diam.

What comes easy, will go easy, dan sebaliknya. Pernah tahu kata-kata itu bukan? Yah, aku telah mencoba mengklasifikasikanmu. Tapi aku gagal. Aku tak berhasil menerka, apakah dirimu ialah seseorang yang datang dengan mudah? Atau lelaki abu-abu yang kedatangannya sangat sulit kunantikan hingga aku tak sampai hati untuk menunggu lebih lama?

Hai, lelaki abu-abu, aku tak tahu kamu pria model yang mana. Tapi yang jelas, kamu bukan atau belum menjadi layaknya si biruku yang kucintai setengah mati atau menjadi pria-pria tampan lain yang hanya suka kunikmati wajahnya barang sekejap. Aku tak tahu kamu itu yang mana. Karena sekarang aku berada di fase abu-abu yang jatuh dalam lelaki abu-abu.

Aku tak ingin melihatmu terlalu lama, karena aku takut ada mata lain yang melihatnya. Namun aku juga punya bara cemburu ketika ada yang lain di dekatmu.

Aku tak terlalu ingin selalu bersamamu -maksudku, kurasa aku cukup tahu diri dengan itu semua- tapi aku juga tak cukup rela bila kau perlakukan gadis lain seperti itu. Dan mereka, ah gadis-gadis itu. Harus kuakui, aku cemburu.
Maaf bila aku tak tahu diri. Tapi, jangan salahkan hatiku. Karena selama kau tidak tahu, dan tak mencoba mencari tahu, semuanya terlihat akan baik-baik saja.

Hai lelaki abu-abu, lelaki yang membuatku jatuh dalam fase abu-abu. Fase maju segan mundurpun tak mau. Lelaki abu-abu, biarlah sekarang  kukhidmati bayanganmu saja. Akan kutitipkan salam dariku untukmu melalui udara di luar jendela. Karena itu satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang. Satu-satunya hal dalam kediaman yang akan membuat keadaan tampak sama. Sebuah keadaan yang baik-baik saja. Ya,baik-baik saja.

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling: Berani Nyaman Sendirian

Berani nyaman sendirian Kata orang, salah satu cara menemukan jati diri adalah dengan solo traveling . Saya mengamini perihal ini karena dengan bepergian sendirian, satu-satunya yang bisa diandalkan, ya, siapa lagi, kalau bikin diri sendiri? Kita diajak belajar percaya pada diri sendiri, mandiri dan mengenal lebih banyak tentang diri sendiri. Kebetulan, saya orang yang nyaman sendirian. Pergi sendiri ke bioskop nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 di tengah ramai sesak di hari pemutaran perdana? Saya pernah. Makan sendirian di restoran yang ramainya bukan main, ah , biasa itu, mah . Solo traveling ? Saya pun pernah, walaupun masih sebatas perjalanan antar kota. Tidak seperti makan dan nonton di bioskop yang minim risiko, solo traveling atau liburan sendirian masih menjadi hal yang aneh dan mengkhawatirkan bagi beberapa orang. Berada di lingkungan asing tanpa orang dikenal? Duh , malapetaka! Bagaimana kalo saya ditipu warga lokal? Bagaimana kalau ada hal-hal buruk yang menimpa

[PUISI] Cahaya Harapan

Judul : Cahaya Harapan Datang dari pintu kedatangan Dibawanya deru gelora jiwa Bersandar pada lekukan kayu Di sudut lain pada hampa dengan waktu Tabur! Tabur saja cahaya surya! Hingga aku tak kuat lagi menahan silaunya Hingga aku tak mampu lagi berpegangan  pada bumi Hingga aku terhempas keras, keras, keras sekali Di padang gelap terdampar Dimana cahaya itu lenyap, paripurna Hilang… Hilang… Hilang… Pulang menuju pintu keluar Langkahnya masih sama Yang beda hanyalah siapa yang tertinggal di belakang Oh bukan, siapa yang ditinggal di belakang Samar-samar mencari sisa-sisa cahaya Yang menyala dari sela-sela Tak jua ditemui barang secuil pun Padam, padam Cahaya itu padam tanpa disuruh Buat siapa yang di belakang sesak Buat siapa yang di belakang perlu buat cari 9 matahari Karena takut 1 tak cukup Takut 1 akan hilang Maka ia butuh 9 Cahaya itu memabukkan Buat kepayang bagi siapa yang terpapar Cahaya harapan Lenyap! Le

Terus Bergegas Ala Gagas di Usia Dua Belas

  Selamat ulang tahun, GagasMedia! Penerbit yang pernah menolak naskahku dulu, tapi kok belakangan sering dapet hadiah dari penerbit ini :p Yah, my little steps are going to make a big journey. Semoga saja. Selamat ber-12-ria! Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya! 1. 5cm , Donny Dhirgantoro 2. The Hobbit , J.R.R Tolkien 3. Perahu Kertas , Dewi 'dee' Lestari 4,5,6. Tiga buku kece dari Suzane Collins ( The Hunger Games, Catching Fire , dan Mockingjay ) 7,8. Milana dan Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri dari Bernard Batubara 9. Karya roman klasik, Layla Majnun oleh Nizami 10. Berjuta Rasanya , Tere Liye 11. Kumpulan hari-hari yang bercerita dalam Menuju(h) , Aan Syafrani dkk. 12. Yang paling baru banget dibaca dan berkesan, Misteri Patung Garam -nya Ruwi Meita. Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa? Summer Breeze. Waktu itu pertama kali baca novel dan udah tersentuh sama kisah si kembar Ares-Orion yang