Si Merah Tua, Si Kuning, dan kini kusebut kau sebagai Si Abu-Abu. Tak ada seorangpun yang tahu, atau bahkan mengira. Aku takkan mengijinkan mereka tahu. Karena bila mereka berhasil menerka dengan benar, maka dengan susah payah aku akan menyembunyikan hatiku dibalik bayangan. Berkilah dengan sejuta cara, agar mereka tak tahu kamu. Lelaki abu-abu, ragamu yang kukhidmati dalam diam.
Hai lelaki abu-abu, lelaki yang membuatku jatuh dalam fase abu-abu. Fase maju segan mundurpun tak mau. Lelaki abu-abu, biarlah sekarang kukhidmati bayanganmu saja. Akan kutitipkan salam dariku untukmu melalui udara di luar jendela. Karena itu satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang. Satu-satunya hal dalam kediaman yang akan membuat keadaan tampak sama. Sebuah keadaan yang baik-baik saja. Ya,baik-baik saja.
What comes easy, will go easy, dan sebaliknya. Pernah tahu kata-kata itu bukan? Yah, aku telah mencoba mengklasifikasikanmu. Tapi aku gagal. Aku tak berhasil menerka, apakah dirimu ialah seseorang yang datang dengan mudah? Atau lelaki abu-abu yang kedatangannya sangat sulit kunantikan hingga aku tak sampai hati untuk menunggu lebih lama?
Hai, lelaki abu-abu, aku tak tahu kamu pria model yang mana. Tapi yang jelas, kamu bukan atau belum menjadi layaknya si biruku yang kucintai setengah mati atau menjadi pria-pria tampan lain yang hanya suka kunikmati wajahnya barang sekejap. Aku tak tahu kamu itu yang mana. Karena sekarang aku berada di fase abu-abu yang jatuh dalam lelaki abu-abu.
Aku tak ingin melihatmu terlalu lama, karena aku takut ada mata lain yang melihatnya. Namun aku juga punya bara cemburu ketika ada yang lain di dekatmu.
Aku tak terlalu ingin selalu bersamamu -maksudku, kurasa aku cukup tahu diri dengan itu semua- tapi aku juga tak cukup rela bila kau perlakukan gadis lain seperti itu. Dan mereka, ah gadis-gadis itu. Harus kuakui, aku cemburu.
Maaf bila aku tak tahu diri. Tapi, jangan salahkan hatiku. Karena selama kau tidak tahu, dan tak mencoba mencari tahu, semuanya terlihat akan baik-baik saja.
Maaf bila aku tak tahu diri. Tapi, jangan salahkan hatiku. Karena selama kau tidak tahu, dan tak mencoba mencari tahu, semuanya terlihat akan baik-baik saja.
Hai lelaki abu-abu, lelaki yang membuatku jatuh dalam fase abu-abu. Fase maju segan mundurpun tak mau. Lelaki abu-abu, biarlah sekarang kukhidmati bayanganmu saja. Akan kutitipkan salam dariku untukmu melalui udara di luar jendela. Karena itu satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang. Satu-satunya hal dalam kediaman yang akan membuat keadaan tampak sama. Sebuah keadaan yang baik-baik saja. Ya,baik-baik saja.
Comments
Post a Comment