Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2012

Call me,Daydreamer

Hai, kali ini aku akan bercerita. Tentang... entahlah aku juga tidak tahu. Dimulai ketika aku menghela nafas panjang dan mensyukuri sedikit kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Udara dingin pagi itu tak terlalu dingin, tapi cukup untuk membuat senyum terkembang dari wajahku. Terhindar dari lampu merah dan melenggang bebas layaknya melewati jalan tol. Entah mengapa hari itu aku dapat bersyukur dan menikmati karunia-Nya yang nomor sekian yang harusnya rasa syukur itu ada setiap kali helaan nafas masih ada. Terima kasih. Terima kasih. Alhamdulillahirobbilalamin :) Aku akan berujar sedikit tentang mimpi-mimpiku. Jujur saja, aku paling suka mendeskripsikan diriku dalam sebuah kata yaitu 'daydreamer'. Ya, setidaknya itu yang aku rasakan. Kau mungkin tak melihatnya, tapi sejujurnya aku senang bermimpi. Bermimpi besar. Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.

Who's she?

Nggak tahu kenapa mendadak ngepost tentang 'ini orang' =) yah mungkin karena dia habis sms dan memberikan kabar gembira. Superliga badminton di Surabaya (lagi) What a great news ! Dan katanya ada yong dae u-u Sesuatu yang sangat tidak wajib untuk dilewatkan. Sekali-sekali nggak ngepost something puitis gak papa kan? =) Mulai aja ya, tadaa...... Rizqi Hayatunnisa.  (foto nyolong dari fesbuk) Si partner abadi (?) kalo urusan badminton. Entah sejak kapan semesta mempertemukanku dengan orang yang satu ini. Entah sejak kapan juga, kita mulai ngobrol tentang badminton dan mulai fangirling dengan objek Lee Yong Dae. Sejak kapan? Yah, mungkin udah lama dan nggak kerasa. Kalo di SMP, di kelas yang ngomongin badminton sampe hampir akar2nya(?) itu ya aku sama dia. Dan bersyukurlah saya, ada orang yang memiliki visi?misi yang sama. Bersyukurlah saya:) Aku dan partner abadi (?) ku ini sempet main bareng(baca: nonton bareng) waktu ada superliga badminton di DBL. Dan waktu itu

Let me see you in another side

Langit yang gelap bahkan tak benar-benar hitam . Begitulah ungkapan dari sekian banyak ungkapan yang bisa kau petik. Mulai dari perkataannya yang mulai meyakinkan semesta bahwa ia tak seburuk yang mereka pikirkan. “Aku disini maklum sama kalian. Tapi kalau aku salah, aku minta maaf.” Kalimat inilah yang berhasil membuatmu terenyuh dan meyakinkan ¼ dari dirimu untuk mulai mempercayainya. Ia memang tak benar-benar berubah seperti power ranger sesaat setelah apa yang ia katakan. Bahkan cenderung ada konflik yang mulai bermunculan. Entah, dirimu bahkan tak tahu. Mungkin semua ini adalah rangkaian cerita yang digariskan Tuhan saat kita mulai memilih berbicara terang-terangan. Ini adalah serangkaian konflik yang memiliki alur dimana akan berlabuh di suatu akhiran. Dimana sebelum ada ending, pasti ada klimaks. Hingga akhirnya, sebuah kegiatan tahunan di tempat kau menuntut ilmu, membuatmu menyisakan satu malam untuk tidak terlelap dalam kasur empukmu. Kegiatan yang pada awalnya membua

Then?

"The truth is mostly painful." Untuk berlaku terang-terangan dan jujur kadang memang melukai orang lain. Ya, karena nggak semua orang dapat mengerti satu sama lain. Tapi, untuk aku pribadi aku adalah tipe orang yang agak mudah tapi nggak terlalu mudah tersinggung (?) Jadi, misalnya aku marah sama seseorang, di hati itu pasti unek-uneknya itu banyak banget, sampe mau inilah-itulah. But, in the end. When the time walks by, yaudah. Aku nggak bisa buat jadi orang yang terlalu lama menjauhi orang lain. My life is peaceful. That's it. I don't wanna make enemies. Peaceful. Smiling to everyone, that's what I want.