Skip to main content

[Review] Novel by Alvi Syahrin, I Love You; I Just Can’t Tell You


Penulis 
Alvi Syahrin
Tebal
viii + 276 hlm
Penerbit 
Gagasmedia
Cetakan 
Pertama, 2015
Harga 
Rp55.000

“Cinta yang sesungguhnya tidak perlu menggebu-gebu. Cinta yang sesungguhnya itu menenangkan.”
-I Love You; I Just Can’t Tell You
Cinta pertama, menjadi garis besar dalam novel ke-3 karya Alvi Syahrin ini. Ikut dalam series Love Cycle, buku ini menjadi pembuka bagaimana siklus cinta itu bergulir.

Mengisahkan Daisy Yazawa, gadis ‘luar biasa’ yang selalu ingin tumbuh dewasa dan merasakan cinta seperti remaja kebanyakan. Di awal bab, penulis sudah membeberkan konflik batin dalam dirinya. Daisy yang tidak tumbuh merasa selalu diejek teman-temannya akhirnya melabuhkan hati pada seorang kakak mahasiswa bernama Alan Atmadjaya. Selanjutnya kisah-kisah pun bergulir, kehadiran Violetta (Ve), teman Al-begitu ia memanggil Alan-juga  memiliki kisah tersendiri dan rahasia yang disimpannya rapat-rapat.
Siapa menyangka detik yang begitu kecil dan terlupakan bisa menjadi sesuatu waktu yang panjang- setahun, dua tahun, tiga tahun? Itu semua berasal dari satu detik. Ini semua bermula dari “aku cinta kamu” yang terlalu kupuja, kupercayai begitu kuat. –Violetta (hlm. 184) 
Bagi saya plot yang disajikan Alvi dalam novel ini bukanlah hal yang istimewa, meski begitu saya mendapat pesan yang cukup mendalam setelah membaca novel ini. Misi Alvi berhasil, saya bisa merasakan nasihat seorang abang dalam novel ini. Saya, yang bisa dibilang masih cukup labil dengan usia 18 tahun, mulai menyadari bahwa banyak dari kita yang mudah jatuh dalam lubang cinta, cinta pada seseorang yang mungkin belum genap sepekan kita kenal namun sudah mampu mengalahkan cinta tulus yang diberikan seseorang yang selalu ada di rumah tiap hari.

Dalam novel ini, saya merasakan banyak dimensi cinta pertama. Cinta pertama menggebu-gebu ala Daisy Yazawa dan kelabilannya yang ingin mendapatkan perhatian seorang pria, cinta pertama Violetta yang membuatnya takut memulai cinta yang baru, atau cinta seseorang yang tak pernah disadari Daisy, cinta yang benar-benar tulus itu.

I love you, I just can’t tell you, cinta yang tak terkatakan, cinta yang tulus, bukan hanya menginginkan dia yang selalu kau puja. Mencintai dengan cara yang baik dan benar, yang tak perlu menggebu-gebu karena sejatinya cinta itu menenangkan.
“Nak, akan ada waktu yang tepat untuk cinta sejati. Semua ada waktunya, Sayang.” – Ibuk (hlm. 319)
p.s :
Bicara mengenai membaca sebuah novel, saya adalah orang yang irit dalam membaca. Itu berlaku juga pada novel ini yang sudah saya nantikan berminggu-minggu dan otomatis saya tidak akan menghabiskan novel ini dengan cepat. “Masa iya, nunggunya lama tapi bacanya cuman bentar, kan rugi?” desis suara di kepala saya. Saya sadari ini pemikiran yang sangat aneh.
Dan satu lagi, saya penasaran si kak Alvi ini dulu jurusannya apa sewaktu kuliah, apa mungkin Teknik Infomartika juga seperti Alan dan Ve? Ah, selama ini saya belum sempat bertanya.
Terakhir, sstt, sebenarnya saya sudah tahu akhir kisah Ve dan Alan sebelum sempat membaca akhirnya karena saya tak sengaja membolak-balikkan halaman dan menemukan sebuah kotak berisi tulisan di sana.:) 

Rate : 3/5 untuk pesan yang mengena :)

-Intan P. Arum

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling: Berani Nyaman Sendirian

Berani nyaman sendirian Kata orang, salah satu cara menemukan jati diri adalah dengan solo traveling . Saya mengamini perihal ini karena dengan bepergian sendirian, satu-satunya yang bisa diandalkan, ya, siapa lagi, kalau bikin diri sendiri? Kita diajak belajar percaya pada diri sendiri, mandiri dan mengenal lebih banyak tentang diri sendiri. Kebetulan, saya orang yang nyaman sendirian. Pergi sendiri ke bioskop nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 di tengah ramai sesak di hari pemutaran perdana? Saya pernah. Makan sendirian di restoran yang ramainya bukan main, ah , biasa itu, mah . Solo traveling ? Saya pun pernah, walaupun masih sebatas perjalanan antar kota. Tidak seperti makan dan nonton di bioskop yang minim risiko, solo traveling atau liburan sendirian masih menjadi hal yang aneh dan mengkhawatirkan bagi beberapa orang. Berada di lingkungan asing tanpa orang dikenal? Duh , malapetaka! Bagaimana kalo saya ditipu warga lokal? Bagaimana kalau ada hal-hal buruk yang menimpa

[PUISI] Cahaya Harapan

Judul : Cahaya Harapan Datang dari pintu kedatangan Dibawanya deru gelora jiwa Bersandar pada lekukan kayu Di sudut lain pada hampa dengan waktu Tabur! Tabur saja cahaya surya! Hingga aku tak kuat lagi menahan silaunya Hingga aku tak mampu lagi berpegangan  pada bumi Hingga aku terhempas keras, keras, keras sekali Di padang gelap terdampar Dimana cahaya itu lenyap, paripurna Hilang… Hilang… Hilang… Pulang menuju pintu keluar Langkahnya masih sama Yang beda hanyalah siapa yang tertinggal di belakang Oh bukan, siapa yang ditinggal di belakang Samar-samar mencari sisa-sisa cahaya Yang menyala dari sela-sela Tak jua ditemui barang secuil pun Padam, padam Cahaya itu padam tanpa disuruh Buat siapa yang di belakang sesak Buat siapa yang di belakang perlu buat cari 9 matahari Karena takut 1 tak cukup Takut 1 akan hilang Maka ia butuh 9 Cahaya itu memabukkan Buat kepayang bagi siapa yang terpapar Cahaya harapan Lenyap! Le

Terus Bergegas Ala Gagas di Usia Dua Belas

  Selamat ulang tahun, GagasMedia! Penerbit yang pernah menolak naskahku dulu, tapi kok belakangan sering dapet hadiah dari penerbit ini :p Yah, my little steps are going to make a big journey. Semoga saja. Selamat ber-12-ria! Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya! 1. 5cm , Donny Dhirgantoro 2. The Hobbit , J.R.R Tolkien 3. Perahu Kertas , Dewi 'dee' Lestari 4,5,6. Tiga buku kece dari Suzane Collins ( The Hunger Games, Catching Fire , dan Mockingjay ) 7,8. Milana dan Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri dari Bernard Batubara 9. Karya roman klasik, Layla Majnun oleh Nizami 10. Berjuta Rasanya , Tere Liye 11. Kumpulan hari-hari yang bercerita dalam Menuju(h) , Aan Syafrani dkk. 12. Yang paling baru banget dibaca dan berkesan, Misteri Patung Garam -nya Ruwi Meita. Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa? Summer Breeze. Waktu itu pertama kali baca novel dan udah tersentuh sama kisah si kembar Ares-Orion yang