tak
zamannya, kami merupa layaknya Siti Nurbaya
bukan
eranya, kami dikesampingkan layaknya si nomor dua
tak
perlu lagi kami tempuh zaman nestapa
sebuah
zaman kala kami dikurung dalam sel tahanan
sel
tanpa jeruji yang diintai oleh manusia bermata sebelah
yang
menghakimi kami berkat kami wanita
kami wanita,
berkat Tuhan anugerahkan kami sebagai kaum hawa
kami disebut Ibunda,
berkat punya kasih sayang di luar nalar
kami adalah ratu dengan sejuta pesona
dinamakan putri, berkat punya daya pikat luar biasa
kami adalah perempuan yang dahulu berteriak lirih dalam benak,
“enyahlah zaman nestapa! enyah! enyah!”
hai, Tuan, zaman nestapa itu kini telah sirna
kami, kaum wanita, dan kau
telah terpapar oleh rinai cahaya yang sama
telah menapak pada ubin tanpa jenjang
telah berada pada satu garis yang sama
ya, Tuan, kini kita berdampingan**)
**) Puisi yang diikutkan FLS2N sekolah tahun lalu, tapi gagal lolos.
Tema : Emansipasi
Comments
Post a Comment