Skip to main content

Karena Kau Tahu

Aku tak pantas bila menyebutnya sebagai 'sempat memiliki'. Namun, hanya saja aku mensyukuri saat-saat itu, yang kini untuk kembali ke masa itu saja sepertinya kau sama sekali tak mengijinkanku, wahai engkau yang kukhidmati parasmu tiap ada waktu.

Fragmen-fragmen yang terekam jelas dari sebuah masa yang mereka sebut masa lalu, potongan-potongan kenangan itu begitu kuat menyandera seluruh neuron di otakku. Aku ingat betul, sebuah perbincangan antara kau dan aku, sebuah jarak yang tak berjarak, setidaknya kala itu aku masih di dekatmu. Dekat. 

Hingga pada suatu masa, kebodohanku akhirnya datang juga. Atau mungkin lambat laun akan seperti ini juga akhirnya? Entah.

Pada suatu masa, seperti yang pernah kuungkapkan sebelumnya, kebodohanku akhirnya datang juga. 

Aku menyukaimu. 

Semuanya akan baik-baik saja andai kau tak tahu, semua masih akan tetap sama andai perasaan ini kusimpan rapat-rapat. Semuanya akan berada pada tempatnya --tak bergeser seincipun-- andai kau tak sadar bahwa aku kerapkali memandangmu di sela-sela waktu. 

Tapi, kau tahu. 

Segalanya hanya menjadi sebuah pengandaian untukku. Andai-andai yang mengubah semuanya porak poranda, berubah, berada tidak pada tempatnya. Semuanya tidak akan sama lagi.
Kau menjauh. Meski ruang yang kita huni tiap hari ini tak bertambah lebar sesenti pun, kau kini berjarak, meski masih berada satu atap denganku. Kau kini tak kukenal, meski berpapasan tiap denting jam dinding menunjukkan pergantian waktu. Sudah kubilang, semuanya tidak akan sama. Ini semua karena kau tahu. Dan meski kau berpura-pura tidak tahu dan aku bersandiwara untuk tetap berada di areaku, kita tak akan lagi sama. Kita kini bukanlah kita di masa lalu. 

Aku tak tahu mengapa engkau seperti itu, apakah semua wanita seperti itu? Oh, maksudku perempuan. Apa mungkin kau hanya ingin kita hanya sebagai teman sehingga perasaanku ini membuatmu risih? Aku terus berspekulasi, menyimpulkan, dan menerka-nerka. Hingga daya upaya yang bisa kupilih saat ini adalah tetap diam menunggumu di situ. Menunggu di pojok hatimu, bertanya akankah aku berada di situ kelak di masa depan? 

Aku menunggu. Berbenah. Berhias. Mungkin saja bisa kumiliki kau sebagai wanitaku suatu waktu bila sudah kubenahi diriku. 
Aku diam. Menatapmu di sela-sela waktu untuk hayati betapa menawannya parasmu di mataku.
Aku hanya mampu mengamati, meski kau kini punya banyak orang yang sama-sama mengagumimu layaknya aku. Yah, walaupun begitu, aku masih yakin canduku terhadap dirimu kadarnya tidak akan sama dengan yang lain.
Aku hanya mampu tersenyum. Kala namamu tak sengaja kubaca, nama yang begitu indah, deretan nama yang sama eloknya dengan parasmu.
Meski pernah kuutarakan beberapa perempuan cantik yang membuat obsidianku membulat, namun percayalah mereka tak ada apa-apanya dengan keberadaanmu di hatiku. Sama sekali tak sebanding.

Suka? Cinta. Entahlah. Mengapa harus kau? Pertanyaan yang tak perlu punya jawaban. Karena cinta tak pernah tahu di hati yang mana ia akan jatuh. 

Kau merupa sesuatu yang ingin kuraih, berwujud sesuatu yang ingin kumiliki suatu hari nanti. Yang kelak di masa depan aku akan menjabat tangan Ayahmu dan bersaksi di hadapan Tuhan bahwa aku siap bertanggungjawab atas segala urusanmu. 

Namun, di pagi yang masih dini ini, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Entah dengan siapa nanti hatimu akan jatuh dan berlabuh. Munafik? Mungkin, tapi tidak juga. Ah, baiklah.

Semoga bahagia!

*requested by Fatchurrahman Geigy H. teruntuk sosok yang menawan hatinya. 

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling: Berani Nyaman Sendirian

Berani nyaman sendirian Kata orang, salah satu cara menemukan jati diri adalah dengan solo traveling . Saya mengamini perihal ini karena dengan bepergian sendirian, satu-satunya yang bisa diandalkan, ya, siapa lagi, kalau bikin diri sendiri? Kita diajak belajar percaya pada diri sendiri, mandiri dan mengenal lebih banyak tentang diri sendiri. Kebetulan, saya orang yang nyaman sendirian. Pergi sendiri ke bioskop nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 di tengah ramai sesak di hari pemutaran perdana? Saya pernah. Makan sendirian di restoran yang ramainya bukan main, ah , biasa itu, mah . Solo traveling ? Saya pun pernah, walaupun masih sebatas perjalanan antar kota. Tidak seperti makan dan nonton di bioskop yang minim risiko, solo traveling atau liburan sendirian masih menjadi hal yang aneh dan mengkhawatirkan bagi beberapa orang. Berada di lingkungan asing tanpa orang dikenal? Duh , malapetaka! Bagaimana kalo saya ditipu warga lokal? Bagaimana kalau ada hal-hal buruk yang menimpa

[PUISI] Cahaya Harapan

Judul : Cahaya Harapan Datang dari pintu kedatangan Dibawanya deru gelora jiwa Bersandar pada lekukan kayu Di sudut lain pada hampa dengan waktu Tabur! Tabur saja cahaya surya! Hingga aku tak kuat lagi menahan silaunya Hingga aku tak mampu lagi berpegangan  pada bumi Hingga aku terhempas keras, keras, keras sekali Di padang gelap terdampar Dimana cahaya itu lenyap, paripurna Hilang… Hilang… Hilang… Pulang menuju pintu keluar Langkahnya masih sama Yang beda hanyalah siapa yang tertinggal di belakang Oh bukan, siapa yang ditinggal di belakang Samar-samar mencari sisa-sisa cahaya Yang menyala dari sela-sela Tak jua ditemui barang secuil pun Padam, padam Cahaya itu padam tanpa disuruh Buat siapa yang di belakang sesak Buat siapa yang di belakang perlu buat cari 9 matahari Karena takut 1 tak cukup Takut 1 akan hilang Maka ia butuh 9 Cahaya itu memabukkan Buat kepayang bagi siapa yang terpapar Cahaya harapan Lenyap! Le

Terus Bergegas Ala Gagas di Usia Dua Belas

  Selamat ulang tahun, GagasMedia! Penerbit yang pernah menolak naskahku dulu, tapi kok belakangan sering dapet hadiah dari penerbit ini :p Yah, my little steps are going to make a big journey. Semoga saja. Selamat ber-12-ria! Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya! 1. 5cm , Donny Dhirgantoro 2. The Hobbit , J.R.R Tolkien 3. Perahu Kertas , Dewi 'dee' Lestari 4,5,6. Tiga buku kece dari Suzane Collins ( The Hunger Games, Catching Fire , dan Mockingjay ) 7,8. Milana dan Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri dari Bernard Batubara 9. Karya roman klasik, Layla Majnun oleh Nizami 10. Berjuta Rasanya , Tere Liye 11. Kumpulan hari-hari yang bercerita dalam Menuju(h) , Aan Syafrani dkk. 12. Yang paling baru banget dibaca dan berkesan, Misteri Patung Garam -nya Ruwi Meita. Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa? Summer Breeze. Waktu itu pertama kali baca novel dan udah tersentuh sama kisah si kembar Ares-Orion yang