Skip to main content

Maaf, Aku Gagal Berpindah Hati

Magamon. Julukan yang tepat untukku sekarang. Iya, Si Manusia Gagal Move On. 

Ini untuk kamu yang dengan lancangnya masuk ke sendi-sendi hidupku. Dengan teganya merenggut hal-hal lain yang seharusnya kupikirkan dan malah tergantikan olehmu.
Hey kamu yang di luar sana, jujur saja. Aku sempat hampir berhasil melupakanmu, hampir dapat membuat apa yang kau perbuat menjadi biasa saja di mataku. Meskipun pada akhirnya masih meninggalkan rasa sakit dan rasa perih yang tak akan ku bagi-bagi.
Aku labil. Iya, benar-benar labil. Tahukah kau pada saat aku memutuskan untuk berpindah hati dan hampir berhasil sesungguhnya aku tak benar-benar rela? Aku tak ingin perbuatanmu yang biasanya meninggalkan seulas senyum di wajahku menjadi hambar rasanya. Aku tak ingin kehilangan sosokmu yang begitu menyilaukan di mataku. Ya, aku belum rela melepaskanmu.
Matahari dan bulan bergantian meregang diri, terang-gelap-terang-gelap begitulah hari-hari berputar. Dan aku menikmati perasaanku ini yang kian hari sama sekali tak kumengerti kejelasannya. Hingga akhirnya kamu datang dan mengusik waktuku. Kamu yang mulai sering memperpendek jarak di antara kita. Kamu yang mulai berkata kepadaku meskipun itu hal yang tak perlu. Kamu yang selalu tersenyum padaku tiap ada waktu. Kamu yang pada suatu waktu mengutarakan sesuatu yang berhasil membiusku. Dan dengan apa yang terjadi saat ini akan kuucapkan padamu,
Selamat! Kamu telah berhasil menumbuhkan lagi rona di hatiku. 
Berhasil membuatku tak lupa tersenyum bila teringat potongan-potongan memori yang pernah kau buat. Kamu, dengan apa yang telah kau lakukan sekarang. Kamu dengan rasa yang nano-nano, yang pernah kuicip rasa manisnya yang memabukkan, rasa asamnya yang buat tak tahan, dan tambahan rasa pahit yang menggetirkan yang tak jarang membuat buliran air akhirnya nampak di indraku. 
Kamu, terima kasih untuk semuanya. Dan aku harap, jangan membuatku kecewa. Bila pada akhirnya kamu bukan untukku dan begitu pula sebaliknya, maka pelan-pelan aku juga akan berpindah hati. Mencoba menata semua ini dari awal, hingga tak meninggalkan memori yang akan membuat luka kembali menganga.
Tapi untuk hari ini, detik ini, dimana waktu yang bergulir saat ini juga. Aku hanya dapat berujar,
"Maaf, aku gagal berpindah hati."

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling: Berani Nyaman Sendirian

Berani nyaman sendirian Kata orang, salah satu cara menemukan jati diri adalah dengan solo traveling . Saya mengamini perihal ini karena dengan bepergian sendirian, satu-satunya yang bisa diandalkan, ya, siapa lagi, kalau bikin diri sendiri? Kita diajak belajar percaya pada diri sendiri, mandiri dan mengenal lebih banyak tentang diri sendiri. Kebetulan, saya orang yang nyaman sendirian. Pergi sendiri ke bioskop nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2 di tengah ramai sesak di hari pemutaran perdana? Saya pernah. Makan sendirian di restoran yang ramainya bukan main, ah , biasa itu, mah . Solo traveling ? Saya pun pernah, walaupun masih sebatas perjalanan antar kota. Tidak seperti makan dan nonton di bioskop yang minim risiko, solo traveling atau liburan sendirian masih menjadi hal yang aneh dan mengkhawatirkan bagi beberapa orang. Berada di lingkungan asing tanpa orang dikenal? Duh , malapetaka! Bagaimana kalo saya ditipu warga lokal? Bagaimana kalau ada hal-hal buruk yang menimpa

[PUISI] Cahaya Harapan

Judul : Cahaya Harapan Datang dari pintu kedatangan Dibawanya deru gelora jiwa Bersandar pada lekukan kayu Di sudut lain pada hampa dengan waktu Tabur! Tabur saja cahaya surya! Hingga aku tak kuat lagi menahan silaunya Hingga aku tak mampu lagi berpegangan  pada bumi Hingga aku terhempas keras, keras, keras sekali Di padang gelap terdampar Dimana cahaya itu lenyap, paripurna Hilang… Hilang… Hilang… Pulang menuju pintu keluar Langkahnya masih sama Yang beda hanyalah siapa yang tertinggal di belakang Oh bukan, siapa yang ditinggal di belakang Samar-samar mencari sisa-sisa cahaya Yang menyala dari sela-sela Tak jua ditemui barang secuil pun Padam, padam Cahaya itu padam tanpa disuruh Buat siapa yang di belakang sesak Buat siapa yang di belakang perlu buat cari 9 matahari Karena takut 1 tak cukup Takut 1 akan hilang Maka ia butuh 9 Cahaya itu memabukkan Buat kepayang bagi siapa yang terpapar Cahaya harapan Lenyap! Le

Terus Bergegas Ala Gagas di Usia Dua Belas

  Selamat ulang tahun, GagasMedia! Penerbit yang pernah menolak naskahku dulu, tapi kok belakangan sering dapet hadiah dari penerbit ini :p Yah, my little steps are going to make a big journey. Semoga saja. Selamat ber-12-ria! Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya! 1. 5cm , Donny Dhirgantoro 2. The Hobbit , J.R.R Tolkien 3. Perahu Kertas , Dewi 'dee' Lestari 4,5,6. Tiga buku kece dari Suzane Collins ( The Hunger Games, Catching Fire , dan Mockingjay ) 7,8. Milana dan Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri dari Bernard Batubara 9. Karya roman klasik, Layla Majnun oleh Nizami 10. Berjuta Rasanya , Tere Liye 11. Kumpulan hari-hari yang bercerita dalam Menuju(h) , Aan Syafrani dkk. 12. Yang paling baru banget dibaca dan berkesan, Misteri Patung Garam -nya Ruwi Meita. Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa? Summer Breeze. Waktu itu pertama kali baca novel dan udah tersentuh sama kisah si kembar Ares-Orion yang