Magamon. Julukan yang tepat untukku sekarang. Iya, Si Manusia Gagal Move On.
Hey kamu yang di luar sana, jujur saja. Aku sempat hampir berhasil melupakanmu, hampir dapat membuat apa yang kau perbuat menjadi biasa saja di mataku. Meskipun pada akhirnya masih meninggalkan rasa sakit dan rasa perih yang tak akan ku bagi-bagi.
Aku labil. Iya, benar-benar labil. Tahukah kau pada saat aku memutuskan untuk berpindah hati dan hampir berhasil sesungguhnya aku tak benar-benar rela? Aku tak ingin perbuatanmu yang biasanya meninggalkan seulas senyum di wajahku menjadi hambar rasanya. Aku tak ingin kehilangan sosokmu yang begitu menyilaukan di mataku. Ya, aku belum rela melepaskanmu.
Matahari dan bulan bergantian meregang diri, terang-gelap-terang-gelap begitulah hari-hari berputar. Dan aku menikmati perasaanku ini yang kian hari sama sekali tak kumengerti kejelasannya. Hingga akhirnya kamu datang dan mengusik waktuku. Kamu yang mulai sering memperpendek jarak di antara kita. Kamu yang mulai berkata kepadaku meskipun itu hal yang tak perlu. Kamu yang selalu tersenyum padaku tiap ada waktu. Kamu yang pada suatu waktu mengutarakan sesuatu yang berhasil membiusku. Dan dengan apa yang terjadi saat ini akan kuucapkan padamu,
Selamat! Kamu telah berhasil menumbuhkan lagi rona di hatiku.
Berhasil membuatku tak lupa tersenyum bila teringat potongan-potongan memori yang pernah kau buat. Kamu, dengan apa yang telah kau lakukan sekarang. Kamu dengan rasa yang nano-nano, yang pernah kuicip rasa manisnya yang memabukkan, rasa asamnya yang buat tak tahan, dan tambahan rasa pahit yang menggetirkan yang tak jarang membuat buliran air akhirnya nampak di indraku.
Kamu, terima kasih untuk semuanya. Dan aku harap, jangan membuatku kecewa. Bila pada akhirnya kamu bukan untukku dan begitu pula sebaliknya, maka pelan-pelan aku juga akan berpindah hati. Mencoba menata semua ini dari awal, hingga tak meninggalkan memori yang akan membuat luka kembali menganga.
Tapi untuk hari ini, detik ini, dimana waktu yang bergulir saat ini juga. Aku hanya dapat berujar,
"Maaf, aku gagal berpindah hati."
Comments
Post a Comment