“Terima! Terima!” riuh suara terdengar dari halaman kampus. Puluhan mahasiswa sigap berdiri memandangi pemandangan yang ada di depannya. Berkerumun dan berkasak-kusuk mengomentari sesuatu yang diimpikan oleh hampir seluruh wanita di dunia. Ditembak di tempat umum.
“For the second time, I ask you. Will you be my girlfriend?” Pipi gadis itu bersemu merah. Matanya sedikit berkaca-kaca. Pangeran impiannya semasa SMP dulu kini datang menghampirinya dan ingin menjadikannya sebagai seorang permaisuri. Gadis itu mencoba memandang kedua mata lelaki di depannya. Perlahan ia mengangguk dan tanpa dikomando sorak sorai itu kembali hadir, penonton yang mengelilingi mereka sejak 5 menit yang lalu bertepuk tangan penuh simpati.
“Please, I wanna hear your voice.” Masih dipandangnya kedua mata gadis itu.
“Yes. I will be your girlfriend.” Gadis itu tersenyum bahagia, berharap lelaki di hadapannya adalah pelabuhan terakhirnya. Mendengar itu, sebuah senyum mengembang dari sang lelaki. Menyiratkan rona bahagia yang rasanya telah menerbangkan keduanya ke langit ke tujuh.
Baca selanjutnya di....
“For the second time, I ask you. Will you be my girlfriend?” Pipi gadis itu bersemu merah. Matanya sedikit berkaca-kaca. Pangeran impiannya semasa SMP dulu kini datang menghampirinya dan ingin menjadikannya sebagai seorang permaisuri. Gadis itu mencoba memandang kedua mata lelaki di depannya. Perlahan ia mengangguk dan tanpa dikomando sorak sorai itu kembali hadir, penonton yang mengelilingi mereka sejak 5 menit yang lalu bertepuk tangan penuh simpati.
“Please, I wanna hear your voice.” Masih dipandangnya kedua mata gadis itu.
“Yes. I will be your girlfriend.” Gadis itu tersenyum bahagia, berharap lelaki di hadapannya adalah pelabuhan terakhirnya. Mendengar itu, sebuah senyum mengembang dari sang lelaki. Menyiratkan rona bahagia yang rasanya telah menerbangkan keduanya ke langit ke tujuh.
Baca selanjutnya di....
Comments
Post a Comment