Magamon. Julukan yang tepat untukku sekarang. Iya, Si Manusia Gagal Move On. Ini untuk kamu yang dengan lancangnya masuk ke sendi-sendi hidupku. Dengan teganya merenggut hal-hal lain yang seharusnya kupikirkan dan malah tergantikan olehmu. Hey kamu yang di luar sana, jujur saja. Aku sempat hampir berhasil melupakanmu, hampir dapat membuat apa yang kau perbuat menjadi biasa saja di mataku. Meskipun pada akhirnya masih meninggalkan rasa sakit dan rasa perih yang tak akan ku bagi-bagi. Aku labil. Iya, benar-benar labil. Tahukah kau pada saat aku memutuskan untuk berpindah hati dan hampir berhasil sesungguhnya aku tak benar-benar rela? Aku tak ingin perbuatanmu yang biasanya meninggalkan seulas senyum di wajahku menjadi hambar rasanya. Aku tak ingin kehilangan sosokmu yang begitu menyilaukan di mataku. Ya, aku belum rela melepaskanmu. Matahari dan bulan bergantian meregang diri, terang-gelap-terang-gelap begitulah hari-hari berputar. Dan aku menikmati perasaanku ini yang kian h...